13 Pakaian Adat yang Ada di Pulau Sulawesi

Balerumah.com - Sulawesi Mempunyai berbagai budaya yang sangat populer, mulai dari rumah adat sampai pakaian adatnya. Siapa sangka, bahwa salah satu pakaian tertua di dunia berasal dari Sulawesi.

Sekurang-kurang ada 13 pakaian adat Sulawesi. Berikut ulasannya.

1. Pakaian Pokko
sumber foto: celebes
Pakaian Pokko adalah pakaian adat Sulawesi dari suku Toraja yang digunakan untuk kaum wanita. Adapun ciri dari pakaian ini Mempunyai: lengan pendek dan warna yang cukup mencolok. Warna dari Pakaian Pokko biasanya kuning, merah, dan putih. Warna tersebut menjadi ciri khas dari Pakaian Pokko Sulawesi Selatan.

Pakaian Pokko ini umumnya dipakai bersamaan dengan berbagai perhiasan manik. Manik-manik dipakai pada dada, dan ditambah dengan gelang serta ikat kepala maupun ikat pinggang yang disebut dengan kandure.

2. Pakaian Seppa Tallung

Pakaian ini Mempunyai ciri khas panjang sampai menyentuh lutut. Sama seperti Pakaian Pokko, Pakaian Seppa Tallung juga dipakai bersamaan dengan berbagai aksesoris. Aksesoris yang biasa digunakan seperti kandaure, lipa’, gayang dan lain sebagainya.

3. Pakaian Bodo

Pakaian bodo Mempunyai bentuk segi empat, biasanya berlengan pendek, atau setengah atas bagian siku lengan. Hal ini sesuai dari namanya, "bodo" yang berarti pendek. Jangan salah, pakaian ini terkenal sebagai salah satu busana tertua di dunia.

Pakaian bodo adalah pakaian adat wanita Sulawesi Selatan yang biasa dipakai pada setiap acara. Pakaian ini sudah menjadi pakaian kebesaran bagi masyarakat setempat. Pakaian adat tersebut juga sering dipakai dalam upacara pernikahan.

4. Pakaian Tutu

Tutu adalah sebutan untuk pakaian adat kaum pria dari suku Bugis. Pakaian adat Sulawesi ini jenisnya berupa jas, ada pula yang menyeebut dengan jas Tutu. Pakaian Tutu dipadukan bukan hanya dengan celana, tetapi juga kain sarung atau lipa garusuk.

Untuk tutuk kepalanya sendiri, mereka yang memakai Tutu juga memakai songkok.

Jas Tutu Mempunyai ciri lengan yang panjang dan berkerah dengan kancing dari emas atau perak. Kerah ini dipasangkan pada leher pakaian, sesampai menambah pesona dari keseluruhan pakaian.

Untuk penggunaan kain lipa atau sarungnya, memakai kain yang polos namun berwana mencolok, seperti merah dan hijau.

5. Pattuqduq Towaine

Pattuqduq Towaine adalah pakaian adat dari Suku Mandar yang sering dipakai saat pernikahan dan saat menari Pattiqtuq. Busana yang dipakai menari biasanya terdiri dari 18 potong. Sedangkan jika untuk acara pernikahan yang perlu dipakai 24 potong.

Pakaian ini lebih dipakai oleh kaum wanita, sedangkan untuk kaum prianya lebih memakai jas tutup yang terbuat dari bahan sutera. Atasannya dipadukan celana panjang dan sarung, yang dililitkan di pinggang. Pakaian pria ini melambangkan warga Suku Mandar haruslah gesit dalam bekerja dan bertindak.

6. Pakaian Adat Buton

Pakaian adat suku Buton ini terliha sederhana dan simpel, dengan memakai sarung dan ikat kepala. Biasanya mereka memakai pakaian tersebut dengan nuansa biru tanpa memakai pakaian, melainkan hanyalah kain biasa.

Ciri khas pakaian ini terlihat dari rumbai-rumbai yang berada pada ikat pinggangnya. Penggunaan ikat kepalanya juga sangat unik, dengan menumpuknya sampai menjadi beberapa lipatan.

Sedangkan untuk busana wanita, mereka memakai pakaian yang bernama Kombowa. Kombowa berbentuk pakaian lengan pendek tanpa disematkan dengan kancing. Pakaian ini biasa disebut “bia bia itanu” yang mempunyai motif kotak-kotak yang ukurannya kecil-kecil.

7. Pakaian Adat Muna

Dalam kesehariannya, pakaian yang digunakan seperti sarung, kopiah, ikat kepala,pakaian, dan celana. Pakaian yang biasa dipakainya merupakan pakaian lengan pendek berwarna putih seperti model pakaian kekinian. Sedangkan ikat pinggangnya berupa kain yang bercorak batik. Dan sarung yang biasa digunakan yaitu warna merah bercorak geometris horizontal.

Untuk kaum wanitanya, mereka memakai bhadu sebagai pakaian atasannya. Bhadu para wanita mempunyai lubang di bagian atas pakaian yang fungsinya untuk memasukkan kepala. Bhadu wanita ini berwarna merah atau biru yang terbuat dari kain satin. Jadi berbeda dengan pria yang Bhadunya berwarna putih.

8. Pakaian Adat Tolaki

Pakaian adat dari Tolaki terbagi dua jenis, yaitu Babu Nggawi dan Babu Nggawi Langgai. Kedua pakaian tersebut telah resmi menjadi pakaian adat nasional bagi provinsi Sulawesi Tenggara.

Pakaian adat wanita suku Tolaki disebut dengan Babu Nggawi. Pakaian ini terdiri dari atasan berupa Lipa Hinoru, dan bawahan yang bernama roo mendaa.

9. Pakaian Adat Gorontalo

Pakaian adat wanita ini disebut dengan Biliu, dimana pakaiannya berwarna antara hijau dan kuning. Warga Gorontalo memakai adat Makuta untuk pakaian pria. Pakaian ini dilengkapi dengan pakaian berlengan pendek, dan ditambah dengan aksesoris tudung Makuta.

Aksesoris untuck pakaian adat Gorontalo seperti gelang padeta, ikat pinggang, dan bisa memakai Baya Lo Boute yaitu ikat kepala untuk rambut wanita.

10. Pakaian Adat Minahasa Bajang

Ciri pakaian Minahasa Bajang adalah dengan bawahan berupa sarung. Dan dilengkapi dengan dasi serta destar penutup kepala yang berbentuk segitiga.

Untuk kaum wanita, mereka lebih sering memakai kebaya dan kain bagian bawah yang berwana sama atau yapon. Kaum wanita juga sering berhiasan pada sanggul rambut, leher, lengan, sampai telinga.

11. Pakaian Adat Tonaas Wangko dan Walian Wangko

Pakaian Tonaas Wangko merupakan sebuah kemeja berlengan panjang yang mempunyai kerah tinggi berkancing dan tanpa mempunyai saku. Pada kemejanya dihiasi motif bunga padi, motif ini terletak di leher pakaian dan sepanjang ujung pakaian bagian depan.

Untuk wanita Suku Tonaas Wangko memakai kebaya panjang berwarna putih atau ungu. Pakaian Tonaas Wangko yang dipakai kaum wanita ini digunakan bersama dengan kain sarung batik hitam.

12. Pakaian Adat Sangihe Talaud

Pakaian adat Sulawesi yang berasal dari Suku Sangihe Talaud terbuat dari kofo atau serat tanaman pisang terkuat. Serat ini nantinya di tenun dan dipintal sampai menjadi selembar pakaian yang dikenal dengan busan Laku Tepi.

Laku Tepi adalah pakaian yang berlengan panjang dengan untaiannya menjulur sampai ke tumit. Pakaian ini dipakai bersamaan dengan aksesoris seperti ikat pinggang, selendang di bahu, penutup kepala, dan kahiwu yang merupakan rok rumbai. Tidak ada perbedaan, baik pria maupun wanita, bisa memakai perlengkapan aksesoris tersebut.

13. Pakaian Adat Bolaang Mongondow


Busana Suku Bolaang Mongondow adalah sebuah pakaian berupa kulit kayu atau pelepah nenas, yang diambil kemudian diolah seratnya. Serat kayu diberi nama Lanut oleh warga sekitar, kain ini dibat dengan ditenun. Kemudian serat yang telah menjadi kain dijahit, untuk menjadi busana sehari-hari dari masyarakat Suku Bolaang Mangondow.

Baca Juga:

Untuk pakaian wanita terdiri dari kain dan kebaya atau salu. Sedangkan untuk pria terdiri dari ikat kepala, baniang atau pakaian, celana, serta sarung. Bagi bangsawan, aksesoris yang dipakai pun menjadi lebih mewah, seperti berwarna emas atau merah mencolok.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel