Cara Membuat Puisi Sendiri untuk Pemula

Balerumah.com - Puisi adalah rangkaian kata yang tertulis sesuai dengan syarat dan unsur - unsur puisi di dalamnya.

Via: pixabay.com
Menurut KBBI, puisi adalah gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.

Puisi dapat kita jumpai di mana saja. Baik di sosial media, maupun buku. Puisi tentu saja berbeda dengan prosa, hal ini yang sering keliru dan seringkali dianggap sama oleh masyarakat yang tidak paham.

Pada umumnya, puisi mengandung majas. Majas ini yang membedakan antara puisi dan prosa.  Ada banyak majas yang bisa kita pelajari seperti: metafora, personifikasi, asosiasi, alegori, simbolik, tropen, metonimia, litotes, sinekdoke eponim, hiperbola,eufisme, alusio, antomasia, perifrasis.

Di sini, saya tidak akan menjelaskan majas tersebut. Saya akan memaparkannya di bab selanjutnya.

Untuk lebih jelasnya, kita perlu mengetahui unsur puisi. Unsur puisi ternagi menjadi 2, struktur fisik dan batin.

Via: pixabay.com
1. Struktur fisik
a. Diksi atau pilihan kata
Dalam memilih kata, kita harus teliti dan jeli agar tulisan yang dihasilkan menjadi enak dibaca dan bahkan menyentuh hati pembaca.

Pada bagian inilah, hal paling seru membuat puisi. Karena, di sinilah kita seperti memilih warna yang cocok untuk sebuah gambar yang akan dilukis. Atau, seperti menyusun teka - teki yang tiada habisnya.

Kita bisa mengubah kata yang panjang, menjadi ringkas. Atau sebaliknya. Seperti misalnya dalam menuliskan kata "mati," kita bisa menuliskannya dengan kata lain yang maknanya sama dengan kata tersebut.

"Menyatu dengan tanah." Kata tersebut bisa kita gunakan untuk mengganti kata "mati" dalam konteks narasi yang tepat.

Mengapa harus pada konteks yang tepat?

Karena jika kita menggunakan pengandaian yang tidak sedang membahas tanah, lalu kemudian kata tersebut tiba - tiba muncul di asingnya suasana tulisan, maka pesan yang didapatkan tidak sesuai.

Bisa sih sesuai, tapi terlalu memaksakan.

Selain itu, diksi sangat bermanfaat bagi keindahan puisi anda. Kata biasa bisa menjadi puisi apabila diksi dilakukan sesuai kebutuhan. Maka dari itu, penting bagi kita mendiksi kata.

b. Majas atau gaya bahasa
Majas juga berkaitan dengan diksi. Karena puisi menggunakan teknik pemadatan bahasa, seperti yang telah dijelaskan di bagian diksi, di atas.

Penulis dapat menggunakannya demi memperindah bahasa, mendalami makna, serta mengundang para pembaca untuk penasaran terhadap apa yang ditulis.

Puisi bisa juga dibilang teka - teki misterius. Pembaca tidak harus bergantung pada makna tertentu.

Penulis membuat rangkaian bahasa untuk menjelaskan perasaan yang sebenarnya, pembaca hanya mengira dan menebak - nebak makna di balik kata - kata tersebut.

Gaya bahasa tiap penulis tentu berbeda. Anda bisa melihat beberapa puisi penyair terkenal, seperti misalnya: Joko Pinurbo. Ia memiliki gaya tersendiri dalam karyanya. Berbeda gaya bahasanya dengan Sapardi Djoko Damono. Seperti itulah gaya atau ciri khas bahasa.


c.  Rima dan irama
Rima kadang datang secara kebetulan dan tanpa sebelumnya kita pikirkan. Tetapi tidak melulu seperti itu, karena rima dibuat agar puisi enak dibaca dan didengar oleh pembaca.

Oh iya, adakah di sini yang belum mengenal Rima dan Irama? Oke, saya akan kenalkan kepada anda.

Rima adalah bunyi yang berulang pada larik puisi maupun di akhir larik. Maksudnya, ada bunyi yang sama di setiap akhir baris.

Sedangkan Irama merupakan alunan yang dihasilkan oleh rima. Artinya, rima dan irama saling berkaitan satu sama lain.

Anda bisa lihat puisi karya Hasan Asphani dalam bukunya yang berjudul "Lelaki yang Dicintai Bidadari."

KITA PUN TELANJANG

Kita pun telanjang
tanggal bayang-bayang.

Mengenang kenang
tinggal bayang-bayang.


Rima dalam puisi tersebut bisa kita rasakan. Bunyi -ng di akhir larik memperindah suasana ketika kita baca. Ini merupakan pengolahan bahasa yang luar biasa.

Selain itu, anda bisa cari puisi lain yang menggunakan rima, dan pelajari apa yang disampaikan. Karena rima dan makna, harus mempunyai hubungan, menuju konteks yang sama.

Via: pixabay.com
2. Struktur batin puisi
a. Tema dan amanat
Sebelum membuat puisi, anda perlu memikirkan tema dan amanat. Sebab itu adalah salah satu cara supaya anda mudah dalam menulis.

Tema itu apa sih?

Tema itu, sesuatu yang anda pikirkan untuk kemudian ditulis. Misalnya, tema tentang cinta. Maka anda akan menulisnya.

Sedangkan amanat, ialah pesan yang disampaikan dalam puisi kepada pembaca.

Puisi itu bisa kita ibaratkan surat edaran, dimana ketika orang membaca, ia akan hadir dalam perasaan anda yang sebenarnya.

Maka dari itu, anda mesti menyelipkan pesan dalam puisi, dalam bentuk yang misterius. Sebab kalau tidak misterius, perasaan anda mudah dibaca, bahkan oleh anak kecil.

b. Empati dan rasa
Nah, ini baru saja hampir saya jelaskan di bagian atas. Puisi mestinya memiliki empati dan rasa. Maksudnya, perasaan yang kita alami.

Puisi bisa kita jadikan sebagai tempat mengadu dari masalah - masalah yang ada dalam diri kita. Daripada bikin status di sosial media, lebih baik buat puisi. Itu jauh lebih berarti.

Rasa membuat puisi kita semakin hidup dan berbobot. Buatlah orang lain akan membacanya sampai terbawa suasana puisi anda.

c. Nada dan suasana
Kedua hal ini membentuk struktur batin puisi. Dalam puisinya, penulis memiliki tujuan dan maksud tertentu. Sikap inilah yang nantinya akan meciptakan suasana dalam tulisan.

Nada juga berfungsi sebagai peran penting bagi estetika. Sebab tidak nyambung jika nada dan suasana sedih dalam puisi, lalu tiba - tiba muncul suasana marah, itu justru akan merusak puisi.

Baca juga jenis-jenis puisi:

Membuat puisi, tidak cukup dengan hanya membaca teori saja, anda perlu membaca puisi karya penyair lain yang terkkenal. Hal ini untuk menambah wawasan bahasa yang menjadi bahan puisi anda sendiri.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel