Cara Menggunakan Tabung Oksigen Ala Dokter Fahmi


Balerumah.com - Tabung oksigen kini menjadi salah satu penolong nyawa manusia pada paat pandemi covid-19 ini, yang mana dampaknya semakin menjalar, dan terlebih virus ini memiliki banyak varian baru.

Penggunaan oksigen sudah banyak dilakukan, terutama bagi mereka yang melakukan isolasi mandiri. Apa pun isolasinya, dalam keadaan tertentu oksigen sangat dibutuhkan untuk kelancaran peprnafasan seseorang.

Pengusaha oksigen kini dibanjiri antrian setiap harinya, seolah oksigen sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian instalasi dan masyarakat. Di rumah sakit, pun membutuhkan oksigen yang mana harus sedia.
Dengan penggunaan oksigen secara mendiri, tentu terdapat terkendala, apalagi bagi yang belum berpengalaman menggunakan oksigen. Oleh karena itu, di sini akan kami tulis bagaimana cara menggunakan tabung oksigen yang benar.

Seperti apa caranya? Simak berikut ini:

1. Sebelum menggunakan tabung oksigen, perlu dipastikan terlebih dahulu kadar oksigen dalam darah pasien dengan menggunakan alat oksimeter atau pulse oxymeter.  

Setelah tahu, hasilnya akan membantu seberapa besar daya oksigen yang akan diberikan ke pasien.


Menurut alodokter.com, saturasi oksigen normal pada orang dengan kondisi paru-paru yang sehat atau tidak memiliki kondisi medis tertentu:

Analisis gas darah (PaO2): 80–100 mmHg
Oximeter (SpO2): 95–100%

Sementara itu, pada orang yang memang memiliki penyakit paru-paru, seperti PPOK, nilai saturasi oksigen normalnya bisa berbeda, tergantung pada kondisi dan penyakit yang dideritanya. 

Misalnya, orang dengan PPOK berat mungkin akan diminta oleh dokter untuk mempertahankan saturasi oksigen normalnya pada nilai SpO2 88–92%.

2. Lalu, yang berikutnya harus dilakukan adalah memasang humidifier atau pelembap udara.
"Humidifier diisi dengan air, usahakan airnya tidak mengandung mineral sehingga alat tidak berkarat," saran dr Fahmi.

3. Jika Humidifier sudah terisi air, maka lakukan pemasangan di tempat yang sudah disediakan.

4. Sekarang, siapkan kanula atau selang oksigen. "Ada dua ukuran, ukuran anak-anak dan ukuran dewasa," singkatnya sambil membuka kemasan.

"Ini dibutuhkan pada kebutuhan oksigen 6 Liter per menit. Kalau lebih dari 6 Liter, tidak boleh pakai kanula melainkan selang yang ada maskernya (sungkup)," terang dr Fahmi.

5. Ujung dari kanula dihubungkan ke humidifier, pastikan tidak ada udara yang keluar atau longgar saat memasangnya.

6. Kemudian oksigennya dinyalakan untuk memastikan apakah oksigen dalam tabung benar ada atau tidak. Caranya, buka kerannya yang ada di atas tabung.

"Pastikan di manometer jarumnya mengarah ke warna hijau yang artinya oksigen di dalam tabung terisi penuh," sedikit tips dari dr Fahmi.

7. Jika sudah, sekarang waktunya mengukur berapa banyak oksigen yang dibutuhkan dengan mengatur alat di sisi ujung yang memiliki derajat angka dan ada bola besi hitam di dalamnya. Saat alat ini diukur ke angka yang diharapkan, pastikan air di dalam humidifier bergejolak.

8. Sekarang waktunya pakai selang oksigen. Pertama, pasang dua kanul yang ada di selang ke dalam hidung. Kemudian, selang yang lainnya dikaitkan di telinga.

Di bagian bawah kanul ada penguncinya. Jadi, kalau mau ketat tinggal dikencangkan, kalau mau sedikit longgar, tinggal diatur pada bagian kuncinya.

Pada video tersebut pun dokter Fahmi menghimbau untuk tidak memakai selang oksigen sembarangan, misal pemakaian selang dikunci di belakang kepala atau di atas kepala. Karena akan mengganggu kenyamanan pasien. Kunci selang oksigen yang benar harus ada di bawah dagu. (NDA)

Untuk melihat video lengkapnya bisa lihat di bawah ini:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel