Mengenal Hari Pers Nasional, Ketahui Sejarahnya!

Hari Pers Nasional menarik untuk dikulik terkait sejarahnya. Peringatan satu ini tepatnya pada tanggal 9 Februari yang bersamaan dengan ulang tahun Persatuan Wartawan Indonesia atau PWI.

Pers sendiri merupakan istilah lain untuk menyebut media massa, yakni jenis media yang didesain khusus guna menjangkau masyarakat secara luas. Fungsinya ialah menjadi sarana informasi, pendidikan, kontrol sosial, sekaligus hiburan.


Ketetapan peringatan hari nasional ini didasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1985. Sejak saat itu, 9 Februari terpilih sebagai tanggalnya, tetapi tidak termasuk libur.

Sejarah dari Hari Pers Nasional

Sebenarnya tidak mengherankan adanya peringatan satu ini sebab pers memainkan peranan penting dalam sejarah Indonesia. Tidak hanya itu, pelaksanaan pembangunan sebagai pengalaman Pancasila juga turut dipengaruhi media.

Terpilihnya 9 Februari sangat wajar karena merupakan waktu lahirnya Persatuan Wartawan Indonesia. Dengan adanya peringatan ini, tentu diharapkan dapat mengembangkan kehidupan pers nasional yang bebas serta bertanggung jawab berlandaskan Pancasila.

Kebangkitan pers dimulai saat lahirnya Budi Oetomo pada 20 Mei 1908 sebagai inspirator gagasan gerakan modern. Salah satunya ialah memperkuat kesadaran masyarakat mengenai cita-cita perjuangan melalui surat kabar dan majalah.

Akan tetapi, masa-masa sulit juga sempat melanda ketika pendudukan Jepang pada tahun 1942. Kehadiran Jepang mengakibatkan banyak surat kabar gerakan diawasi secara ketat, diganti namanya, bahkan dihapus.

Sejak proklamasi kemerdekaan RI, kehadiran wartawan sangatlah penting karena menjadi patriot bangsa bersama para perintis pergerakan dari setiap penjuru. Puncaknya pada 9 Februari 1946 PWI lahir dalam upaya mempertahankan kemerdekaan.

Momen tersebutlah yang menjadikan sejarah Hari Pers Nasional menjadi lambang dari kebersamaan sekaligus kesatuan wartawan. Hal tersebut dimaksudkan mengenai pembelaan terhadap kehormatan, kedaulatan, beserta integritas bangsa dengan tekad dan semangat.

Kehadiran PWI memang menjadi salah satu faktor adanya peringatan satu ini. Wartawan hadir dengan lebih teguh sebagai ujung tombak perjuangan nasional kala itu, salah satunya menentang kolonialisme dalam meruntuhkan RI.

Sejarahnya juga berkaitan dengan adanya delapan tokoh dalam sebuah komisi PWI. Bersama Sudarjo Tjokrosisworo dan Mr. Sumanang, para tokoh merumuskan hal-hal mengenai persuratkabaran nasional beserta upaya mengoordinasikannya menjadi satu barisan.

Inilah Sosok Bapak Pers Nasional


Ketika berbicara Hari Pers Nasional, tentu tidak terlepas dari sosok di baliknya, yakni Tirto Adi Suryo. Kelahiran Blora tahun 1880, Tirto disebut sebagai Bapak Pers Nasional Indonesia hingga saat ini.

Gelar tersebut tentu tidak terlepas dari jasanya sebagai jurnalis sekaligus perumus gagasan beserta pengarang karya-karya nonfiksi. Bahkan, Tirto didaulat menjadi pahlawan nasional pada 10 November 2016.

Pria yang lebih lama hidup di Bandung ini merupakan pendiri sekaligus pengelola lembaga pers pertama dari kalangan pribumi. Tepatnya pada 1905 sekaligus menginspirasi masyarakat yang tidak mempunyai pijakan visi luas.

Memulai karier jurnalistiknya pada tahun 1903, Tirto memimpin Soenda Berita yang merupakan miliknya sendiri. Kemudian, ia juga mendirikan Medan Prijaji, yakni surat kabar mingguan pada tahun 1909.

Seperti pada penjelasan sebelumnya, wartawan atau jurnalis memang sangat berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan. Termasuk Tirto yang kerap menyuarakan berbagai permasalahan dari rakyat melalui tulisan-tulisannya.

Akibat propagandanya, ia sempat dibuang ke Lampung selama dua bulan. Tirto juga pernah diasingkan selama enam bulan di Pulau Bacan hingga kondisi fisiknya menurun, kemudian meninggal pada 7 Desember 1918.

Setelah mengetahui sejarah sekaligus perjuangan dunia jurnalistik di atas, sudah sepatutnya dilakukan peringatan tersendiri. Melalui Hari Pers Nasional, Anda dapat mengambil nilai-nilai perjuangan serta keberanian para tokoh terdahulu.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel