Persiapan Membangun Budaya Literasi Agar Meningkat di Indonesia

Balerumah.com –  Kita seringkali melihat buku-buku entah itu di rumah maupun sekolah, berdebu dan bahkan terbengkalai.  Jangan menyalahkan kemajuan zaman, kecanggihan teknologi atau bahkan menyalahkan orang lain atas ketidakmampuannya untuk membaca. Karena, literasi adalah budaya yang bermula dari kebiasaan. Dan ketidakbiasaan ini, dipengaruhi oleh banyak faktor.

Via: Pixabay
Faktor utama, pastinya adalah lingkungan sekitar. Ada atau tidaknya orang yang dapat mencontoh anak-anak di sekelilingnya untuk melestarikan budaya literasi. Budaya literasi ini bukan hanya membaca, tapi juga menulis, melukis dan bermusik. Lagu juga merupakan salah satu bagian dari literasi karena sebelum lirik menjadi lagu, prosesnya adalah dengan cara menulis. Tapi, bukan berarti bernyanyi juga melestarikan literasi.

Banyak orang yang berat ketika ingin membaca buku. Sebenarnya itu bisa diatasi dengan mudah. Caranya adalah dengan mengidolakannya terlebih dahulu. Seperti misalnya anda mengidolakan Fiersa, ketika Fiersa menulis buku dan anda merasa wajib membacanya, dan sejak itu anda jatuh cinta pada buku.

Pada dasarnya, artikel yang saya tulis ini hanyalah sebuah opini kecil, tidak ada keinginan apa-apa selain melihat bangsa Indonesia yang kelak akan meningkat literasinya secara signifikan. Oleh karena itu, mari kita sama-sama melakukan hal kecil yang menyenangkan dan berguna.

Baca juga: Cara Mengatasi Kecanduan Gadged Pada Orang Dewasa Hanya dalam Waktu Seminggu 

1. Kesadaran untuk membaca
Kesadaran sangat penting bagi manusia. Karena kesadaran selalu mencari jalan keluar, dan mencari solusi. Barangkali orang yang pintar dan cerdik adalah orang yang sadar, bukan soal banyaknya pengetahuan. Ketika sadar bahwa dirinya bodoh, maka ia belajar.

Kita tahu bahwa harga buku lebih murah ketimbang membeli paket internet atau bahkan gadged. Tapi kita tidak sadar bahwa itu lebih baik, karena kita lebih memilih berdasarkan kepentingan.

Kesadaran untuk membaca akan sia-sia bila tidak disertai dengan rasa semangat, ketekunan, dan konsistensi. Maka dari itu, selain menumbuhkan kesadaran membaca, kita juga harus mempertahankannya agar lebih semangat.

2. Budayakan membaca di sekolah
Bukan perkara siswa-siswa tidak pernah membaca di perpustakaan sekolah, karena ada dua faktor yang paling kontras membuat siswa malas membaca atau tidak pernah berniat untuk membaca di sekolah.

Faktor pertama adalah dari pendidikan. Di sekolah, jarang sekali atau bahkan tidak pernah, seorang guru membimbing siswanya untuk membaca di perpustakaan. Hal ini mungkin karena tidak adanya mata pelajaran yang mendukung kegiatan itu, atau tidak adanya waktu karena guru lebih sibuk mengajar di ruang kelas.

Faktor kedua adalah dari buku itu sendiri. Di sekolah dasar, kebanyakan buku yang tersedia di perpustakaan adalah buku paket. Buku cerita atau pengetahuan umum untuk anak-anak sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Maka, semestinya setiap perpustakan menyediakan buku cerita dan pengetahuan umum agar siswa pun tidak bosan masuk ke perpustakaan.

Baca juga: Cara Agar Siswa Gemar Membaca Hanya dengan 6 Langkah

3. Perpustakaan
Keberadaan perpustakaan juga menjadi penentu banyak atau tidaknya orang yang minat membaca. Kita bisa lihat seberapa banyak perpustakan di kota kita, apakah lebih banyak dari pedagang pulsa? Tentu tidak.

Perpustakaan sebenarnya bukan hanya tempat membaca, kemudian setelah itu pulang. Tapi juga tempat berbagi pengetahuan. Bersama teman, atau bahkan orang yang baru dikenal. Perpustakaan bukan hanya berada di dalam ruangan, ada pula di pinggir jalan.

Mungkin jika sore anda suka keliling kota, pasti melihatnya. Biasanya melapak di pinggir jalan, alun-alun kota dan perumahan. Perpustakaan inilah yang berdiri sendiri alias independen.

4. Bentuk komunitas
Komunitas literasi memang jarang, dalam satu kota mungkin masih bisa terhitung dengan jari. Tapi, dengan adanya komunitas inilah, yang membuat semakin banyaknya peminat baca. Karena kita bisa diskusi dengan santai dan nyambung. Selain itu, kita juga pastinya mendapatkan ilmu baru setelah diskusi dengan kawan komunitas.

Komunitas seperti ini biasanya bergerak dalam ranah sastra, pendidikan, sejarah dan mungkin masih banyak lagi. Kegiatannya seperti membacakan puisi, cerpen, dan diskusi kecil dengan komunitas lainnya. Maka, membentuk komunitas ini adalah salah satu cara untuk mendorong dan merangkul orang-orang yang giat literasi.

Baca juga: Bingung Mau Baca Buku Apa? Inilah Cara Memilih Buku Bacaan untuk Pemula

5. Menghargai karya tulis
Ini yang terakhir. Hal yang membuat orang malas salah satunya karena tidak dihargai. Bukan karena lapar harga diri, tapi penghargaan itu bisa membuat orang menjadi semangat dan percaya diri. Artinya, mesti ada yang merangkul dan memberikan jalan untuk bisa lebih tinggi lagi.

Sebab zaman sekarang ini, anak-anak lebih suka bermain game, membuka social media, mengunggah status, yang dampaknya membuat diri mereka tidak berkembang. Banyak cara untuk menghargai karya tulis, salah satunya dengan memberikan hadiah berupa buku. Dengan begitu, anak menjadi lebih semangat lagi dalam menulis.

Demikianlah artikel ini saya tulis. Semoga bermanfaat dan memberikan dampak baik untuk kita semua.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel