Pertamakalinya Arab Saudi Rilis Foto Hajar Aswad dengan Resolusi Tinggi
Balerumah.com - Pada Senin (3/5/2021) Pertama kalinya pemerintah Arab Saudi merilis foto close-up Hajar Aswad dengan resolusi tinggi. Apakah Batu Hajar Awad Itu? Siapa yang Meletakkannya?
Foto Hajar Aswad dikumpulkan menggunakan teknologi Fox Stack
Panorama, sehingga menghasilkan tingkat kejelasan yang berbeda satu gambar dengan akurasi terbesar.
Mengutip Sky News Arabia, memerlukan waktu 7 jam dengan
1.050 gambar Fox Stack Panorama untuk mendapatkan foto beresolusi 49.000
megapixel itu. Proses editing foto juga membutuhkan waktu sekitar 50 jam.
Sejarah Hajar Aswad
Sejarah Hajar Aswad tidak bisa dilepaskan dari sejarah
Ka'bah, atau kiblat umat Islam. Ka'bah dibangun oleh Nabi Ibrahim AS dan
putranya Nabi Ismail AS. Pada saat keduanya membangun Ka'bah, malaikat Jibril
menyerahkan Hajar Aswad kepada Nabi Ibrahim AS untuk diletakkan di sudut
Ka'bah.
Dalam kitab Qishash al-Anbiyaa', Ibnu Katsir menjelaskan
bahwa Nabi Ibrahim menemukan ada satu ruang kosong untuk menutupi tembok. Ruang
kosong itu ditemukan saat pembangunan Ka'bah hampir selesai.
Dari sana, Nabi Ibrahim meminta anaknya, Nabi Ismail, untuk
mencari batu yang bisa digunakan demi menutupi ruang yang kosong. Ismail pun
pergi untuk mencari batu yang bisa menutupi ruang kosong tersebut
Di tengah perjalanan, Nabi Ismail bertemu dengan Malaikat
Jibril yang memberinya sebuah batu
(Hajar Aswad) yang paling bagus. Nabi Ismail pun menerima batu tersebut
dengan senang hati serta membawanya pada sang ayah.
Ibrahim bertanya pada putranya, "Wahai anakku, dari
mana kamu mendapatkan batu ini?" Ismail menjawab, "Batu ini aku dapat
dari yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu."
Keduanya kemudian mencium batu hitam tersebut. Kisah ini-lah
yang kemudian membuat begitu banyak umat Islam yang menjalankan ibadah haji
berharap bisa mencium batu yang terletak di sudut timur Ka'bah tersebut.
Tradisi lain menyebutkan bahwa Hajar Aswad adalah bidadari
yang ditempatkan Tuhan di Taman Eden untuk menjaga Adam.
Bagaimana pun asal mulanya, Hajar Aswad memegang peran penting dalam ritual tawaf bagi umat Islam, khususnya jemaah haji. Tawaf merupakan ritual mengelilingi Ka'bah tujuh putar dengan arah melawan jarum jam, meniru tindakan Nabi Muhammad SAW.
Seiring berjalannya waktu, bangunan Ka'bah tidak luput dari
musibah yang menimpa kota Mekkah. Pada zaman Nabi Ibrahim AS, bangunan Ka'bah
pernah diperbaiki oleh kabilah Amaliqah dan kabilah Jurhum. Qusai bin Kilab
memberi atap Ka'bah dengan daun kurma.
Di mana letak Hajar Aswad?
Hajar Aswad terletak pada sudut tenggara Ka'bah dan menjadi
titik awal dan akhir saat menjalankan tawaf. Batu bersejarah itu berwarna
kemerah-merahan dengan diameter 30 cm dan dikelilingi bingkai perak murni untuk
mengawetkannya. Bagi jamaah yang melakukan ibadah umrah, disunnahkan untuk
menyentuhkan tangannya ke Hajar Aswad dan menciumnya.
Hajar Aswad terdiri dari tiga bagian besar dan beberapa
bagian berukuran lebih kecil, dan disatukan dalam lingkaran pita perak.
Batu hitam itu diyakini berasal dari surga yang diberikan
kepada Nabi Ibrahim AS untuk ditempatkan di sudut Ka'bah. Hajar Aswad juga diyakini berwarna asli
putih, namun lambat-laun warnanya menghitam karena menyerap dosa jutaan umat
manusia yang menyentuhnya.
Pemindahkan Hajar Aswad?
Pada tahun ke-35 setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW,
terjadi bencana banjir besar yang melanda kota Mekkah yang menyebabkan dinding
Ka'bah retak dan harus dipugar. Pada saat pemugaran, Hajar Aswad sementara
dipindahka dari tempatnya semula berada.
Pemugaran Ka'bah dilakukan oleh kabilah-kabilah yang ada di
Mekkah dengan cara gotong-royong. Namun, setelah pemugaran selesai, timbul
masalah baru. Kabilah-kabilah itu berdebat dan memperebutkan hak kehormatannya
untuk meletakkan Hajar Aswad ke tempatnya kembali.
Perdebatan tersebut begitu sengit, namun Nabi Muhammad SAW,
yang saat itu belum mendapat wahyu kenabian, berhasil menjadi solusi yang dapat
menengahkan semua pihak. Dia mengusulkan supaya Hajar Aswad diletakkan di atas
kain yang lebar, kemudian masing-masing pimpinan kabilah yang ada di Mekkah
memegang kain tersebut dan mengangkatnya menuju tempat Hajar Aswad semula.
Pencurian Hajar Aswad
Dalam sejarahnya, Hajar Aswad pernah dicuri dari Ka'bah pada
sekitar tahun 930 M oleh pejuang Qarmatian. Mereka menjarah Mekkah, menodai
Sumur Zamzam dengan mayat Muslim dan membawa Hajar Aswad ke markas mereka di
Ihsaa (Bahrain abad pertengahan).
Menurut sejarawan Al-Juwayni, Hajar Aswad baru dikembalikan
ke Mekkah sekitar tahun 952 M dan ditempatkan kembali ke letaknya semula.