Definisi dan Pola Gerak Dalam Seni Tari

Mengutip dari Serupa, Seni tarii adalah cabang seni yang mengungkapkan keindahan, ekspresi, hingga makna tertentu melalui media gerak tubuh yang disusun dandiperagakan sedemikian rupa untuk memberikan penampilan dan pengalaman yang menyenangkan atau menumbuhkan horison baru bagi penontonnya.

sumber foto: pixabay
Ada dua hal yang paling mendasar dalam tari, yaitu gerak dan ritme. Seorang seniman dari Jerman, Curt Sachs, mendefinisikan tari sebagai gerak yang ritmis. Selain Curt Sachs, beberapa tokoh tari juga memberi definisi tantang seni tari. Semuanya mengandung unsur gerak dan ritme. 

Berikut ini adalah definisi seni tari dari beberapa tokoh terkemuka.

Menurut GBPH Suryodiningrat, tokoh tari terkemuka dari Yogyakarta, mendefinisikan bahwa tari sebagai gerakan-gerakan seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu.

Kemudian Sudarsono, tokoh tari yang juga dari Yogyakarta, mendefinisikan tari sebagai ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak ritmis yang indah. 

Kamaladevi, tokoh tari dari India, mengatakan tari adalah gerakan tubuh yang lama-kelamaan terlihat mengarah pada bentuk-bentuk tertentu. 

Dari definisi yang ada di atas, semuanya mengandung kata gerak. Kenapa? Karena gerak merupakan unsur utamanya seni tari. Selain gerak, ada unsur lagi yang menjadi pelengkap dan memperindah gerak, yaitu ritme/irama. 

Dari kombinasi kedua unsur inilah, sehingga seni tari bisa dikatakan bahwa tari adalah susunan gerak anggota tubuh manusia yang ekspresif, indah dan berirama, juga selaras dengan musik. Ditambah dengan tata rias dan busana yang harmonis. 

Pola Seni Tari
Menari dapat dilakukan dengan menggerakkan bagian tubuh manapun, meski beberapa tarian menekankan pada gerakan bagian tubuh tertentu. Misalnya, ada tarian yang hanya berfokus pada gerakan tangan, kaki, kepala, badan, bokong atau bahu.

Penari dapat mengekspresikan keinginan mereka secara bebas melalui bagian tubuh mana pun. Dalam menari, gerakan anggota badan biasanya berhubungan dengan pola lantai. Untuk lebih jelasnya lihat di bawah ini:

1. Gerak Kepala
Kepala dapat menghasilkan berbagai bentuk gerakan, seperti gerakan leher, ekspresi wajah, dan mata (gerakan dan arah pandangan mata). Tarian-tarian di pulau Jawa banyak menggerakan gerak kepala (dikenal dengan pacak gulu), seperti gerak pada kepala ke depan secara cepat dengan cara memanjangkan leher kemudian ditarik kembali ataupun gerak menoleh dengan variasi. Tolehan kepala dengan 'mematahkan' leher disebut coklekan.

Selain gerakan kepala, ekspresi wajah, seperti senang, sedih, marah, semangat, dll, juga didapat dari kepala. Ekspresi mata menambah kekuatan pada ekspresi wajah yang ditampilkan. Misalnya, tatapan marah, sorot mata berwibawa atau sorot mata yang memancarkan kesedihan dan kegembiraan. Wajah dan mata juga bisa menggambarkan ketakutan, kecemasan dan kebingungan.

2. Gerak Badan
Saat penari menggerakkan tubuhnya, tariannya terlihat sangat indah. Misalnya saat tubuh membungkuk ke kiri dan ke kanan, mendorong perut ke kiri dan ke kanan, dan kontraksi otot perut pada tari modern. Ada juga ngeseh di Bali, gitek dalam bahasa Sunda, mengangkat bahu dengan gaya tari Jawa Timur dan sebagainya.

3. Gerak Tangan
Tangan adalah ekstremitas dengan beberapa perubahan gerakan. Kemungkinan menari tanpa gerakan tangan sangat kecil. Di sisi lain, ada beberapa tarian yang dinamai dengan gerakan tangan, seperti Tari Saman dan Tari Seribu Tangan.

Dalam tarian ini, tangan memainkan peran yang sangat penting, dan gerakan lainnya hanya saling melengkapi.

Seorang penata tari dari Yogyakarta pernah membuat tari yang terinspirasi dari pose dan atau gerak telapak dan jari-jari tangan. Dari dua pose ngruji, Indiartari Kussnowari membuat sebuah tarian bernama tari Putri Ngruji. Dari gerak sembah, dibuatlah tari Sembah yang disusun oleh Pulung. Dipadukan dengan gerak anggota badan lain, gerak ngruji dan sembah menjadi tarian yang amat indah. 
 
4. Gerak Kaki
Kaki adalah bagian yang sangat penting dari tarian, karena merupakan dasar dari semua kekuatan tarian. Dimana kaki bergerak dari sana akan mengingat tarian. Ada berbagai teknik untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam menari, seperti bergerak, berjalan, berlari kecil/trisig, melompat, meloncat, berjingkat, nyreseg, (bergeser ke depan dalam posisi jongkok), dan lain-lain. 

5. Pola Lantai 
Jika penari hanya berdiam diri saja tidak ada perubahan posisi, atau menghadap arah, maka tariannya akan membosankan. Namun, ada pengecualian untuk tari Saman dan Janger Kedua tarian ini seolah-olah tidak berubah posisi atau tempat, tetapi sangat enerjik karena ritme gerakannya berubah dari lambat ke cepat, lalu berhenti.

Jika arah dan arah berubah, tarian akan lebih menarik. Perpindahan ini disebut pola lantai. Saat penari bergerak, ia akan membentuk garis imajiner di lantai panggung, yang bisa berbentuk lingkaran, atau garis lurus, vertikal atau diagonal di latar belakang.

Garis ini dilihat dari depan. Saat menari, penari tidak tahu bahwa ia harus selalu menghadap ke depan, dan ia dapat menghadap ke sudut depan, sisi kiri dan kanan, atau bahkan ke belakang.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel